Meskipun Allah selama dua puluh tahun menanggulangi dia, tetapi Yakub belum juga berubah menjadi orang yang lain. Walaupun demikian, kini Yakub telah menyatakan hatinya menginginkan Allah, dia sudah mulai maju. Semula Yakub memegang tumit kakaknya, sangat menginginkan hak kesulungan, sangat ingin berkat, tetapi semua itu bukan berarti ia menginginkan Allah. Dia hanya ingin mendapatkan kebaikan, mendapatkan manfaat dari Allah. Dengan kata lain, dia mau karunia Allah, tetapi tidak mau Sang Pemberi Karunia. Dia mau barang-barang dari Allah, tetapi tidak mau diri Allah sendiri.
Dulu pikirannya, perbuatannya, tidak satu pun yang tidak bertujuan, tetapi semua tujuannya tidak mengarah kepada Allah. Ia mau segalanya, tetapi tidak mau Allah; ia mengarah kepada banyak hal, tetapi sedikitpun tidak mengarah kepada Allah.
Sekarang setelah lewat penanggulangan dua puluh tahun, dia mulai memiliki sedikit kecenderungan kepada Allah, memiliki sedikit perubahan. Ia sepertinya mulai bertobat, berbalik kepada Allah. Pikirannya terlebih dahulu berbalik, kemudian tindakan di luar, perbuatan di luar, bahkan seluruh hidupnya berbalik kepada Allah. Sebab itu, ketika dia telah mengadakan perjanjian dengan Laban, dia mempersembahkan korban kepada Allah. Ini adalah bukti nyata bahwa penanggulangan Allah terhadapnya selama dua puluh tahun tidak sia-sia. Tahun-tahun penderitaan yang dilaluinya tidak sia-sia. Sekarang Yakub menjadi orang yang mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban kepada Allah, sama seperti yang dilakukan Abraham, kakeknya.
Pertanyaan Untuk Direnungkan:
- Apa yang Paulus katakan tentang dirinya? (2 Kor. 4 : 6)
- Apakah Anda telah mempesembahkan diri Anda kepada Allah?
BACAAN ALKITAB SETAHUN: Hakim-hakim pasal 13 – 15
“Penanggulangan Allah melalui penderitaan membuat kita berbalik kepada Allah.”